WELCOME TO MY BLOG

HELLO....ALL
I HOPE U'R ALWAYS BE HAPPY :-)

Senin, 17 Agustus 2009

Cegah Skizofrenia Ala Manusia Purba

Cegah Skizofrenia Ala Manusia Purba
By Republika Newsroom
Rabu, 05 Agustus 2009 pukul 14:07:00

JAKARTA-- Skizofrenia atau gangguan jiwa psikotik dikenali dengan ciri-ciri seperti hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi. Seringkali diikuti dengan keyakinan yang salah (delusi) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Gangguan semacam itu sebenarnya bisa diatasi dengan cara tradisional tanpa obat-obatan.

Penulis buku Langkah-Langkah Mengatasi Depresi Tanpa Obat-obatan dan Psikolog asal Universitas Kansas, Stephen Ilard mengatakan, setiap orang bisa melindungi diri dari penyakit jiwa dengan mengikuti langkah dari para pendahulu kita. Diaa juga meneliti apa yang membuat manusia modern sangat cepat terkena stres.

“Dalam kehidupan modern, lingkungan kita secara berkesinambungan mengaktifkan bagian respon stres yang terdapat di otak,” ujar dia.

Kehidupan manusia modern dibombardir dengan berbagai berita tragis, luapan informasi serta kebutuhan interpersonal lainnya. Beberapa bagian di otak bereaksi seakan ia terkena infeksi, yang dampaknya, si penderita akan menarik diri dari lingkungan sosial, menderita radang, dan berpotensi mengalami kerusakan otak di bagian hippocamus, frontal korteks dan basal ganglia.

Peradangan adalah cara tubuh untuk melindungi diri dari infeksi. Namun jika ini berlanjut maka, dapat mengakibatkan akibat yang cukup fatal, seperti jika menderita liver dan resistensi terhadap insulin.

Penyakit mental seperti skizofrenia, depresi, autisme dan gangguan bipolar semuanya diasosiasikan dengan peradangan di bagian otak. Penyakit-penyakit itu seolah diasosiasikan sebagai konsekuensi kehidupan modern. Padahal kehidupan nenek moyang kita tidak bisa dibilang bebas stres. Mereka juga memiliki berbagai faktor yang membuat mereka tertekan seperti berburu dan berbagai permainan berbahaya.

“Namun nenek moyang kita memiliki penangkal yang membuat otak mereka tidak merespon terhadap stres, sebuah kebiasaaan yang di negara-negara maju sudah dianggap kuno,” paparnya.

Contoh kecil, jika pemburu menghadapi babi hutan, mereka menghadapi dengan melawan, misalnya saja dengan batu besar. Perlawanan fisik akan membuat efek yang bisa menimbulkan radang menjadi terhenti,

Banyak penyakit mental disebabkan oleh masalah dengan kimiawi dalam otak, maka pendekatan pengobatannya pun dilakukan dengan bahan-bahan kimia. Padahal perilaku juga bisa mengubah kimiawi dalam otak. Ilardi dan beberapa koleganya membuktikan, mencontoh perilaku manusia gua malah lebih efektif dibanding pengobatan konvensional dengan obat-obatan.

Pencegahan

Ada beberapa cara yang diungkap oleh Ilardi untuk mencegah penyakit jiwa seperti skizofrenia dan semacamnya, yang diadopsi dari manusia purba, antara lain :
Menyeimbangkan asupan zat omega. Keseimbangan ideal antara Omega 6 dan Omega 3 adalah 1 banding 1. Lemak yang ditemukan dari Omega 6 cenderung mempercepat terjadinya peradangan, melewati batas darah dalam otak dan memicu respon depresi. Sedangkan Omega 3 yang terdapat pada Salmon, kacang walnut yang mengandung unsur anti radang dan bisa memecahkan siklus stres-peradangan.
Tidur lebih banyak. Seabad lalu rata-rata orang Amerika tidur selama 9 jam sehari. Akhir-akhir ini menurut National Sleep Foundation di AS, kebanyakan orang tidur kurang dari 7 jam per hari, tren yang berjalan seiring dengan menurunnya kesehatan mental. Tidur selama 8-10 jam per hari bisa membuat tubuh dan pikiran Anda kembali pulih.
Cari dukungan. Dahulu kala, nenek moyang kita bangga jika menjadi yang terbaik dalam satu bidang, misalnya saja pemburu angsa terbaik diantara 50-100 orang di lingkungannya. Di desa global seperti zaman sekarang dengan populasi 6,5 miliar orang tidak ada orang yang benar-benar terbaik di bidangnya. Menemukan lingkungan yang sesuai, yakni lingkungan yang suportif, dipercaya bisa memberi dampak positif pada ego seseorang.
Hindari repetisi. Memfokuskan pada masalah memang bisa membantu kita mencari solusi. Namun ketika kita menghadapi stres yang berulang, maka akan mengikis kemampuan kita untuk bisa pulih kembali. Memikirkan dengan panjang lebar, menurut Ilardi, biasa terjadi ketika kita sedang sendiri. Kebalikannya, kebiasaan manusia purba jarang beraktivitas sendirian. Beraktivitas bersama-sama bisa menyetop seserang dari berpikir terlalu panjang.
Beraktifitas fisik. Nenek moyang kita memang tidak melakukan olahraga, namun kegiatan sehari-hari mereka seperti menggali tanah atau mengangkut hewan buruan, membangun pondok dan sebagainya membuat mereka selalu aktif secara fisik. Studi menunjukkan olahraga selama 90 menit sama efektifnya dengan obat penenang Zoloft.
Berjemur. Semua orang tahu bahwa berjemur memang menyenangkan, meskipun jika berlebihan dapat memicu penyakit. Sinar matahari yang mengandung vitamin D dapat mencegah radang dan dapat mengurangi stres. (una/rin)

Tidak ada komentar: