Kepribadian berasal dari kata personality. Persona=topeng atau kedok, biasanya topeng atau kedok digunakan orang dalam pementasan drama yang disesuaikan dengan karakter peran yang dimainkan. Sedangkan personality diartikan sebagai character atau watak.
Allport dalam buku Sumadi Suryabrata mengatakan: Character is personality evaluated and personality is character devaluated. Ia mengganggap watak atau kepribadian adalah satu dan sama tetapi dipandang dari segi yang berlainan. Bila akan mengadakan penilaian dengan menggunakan norma, maka dipakai istilah watak. Kalau menggambarkan apa adanya lebih tepat menggunakan istilah kepribadian.
Terdapat banyak cara dan teori di dalam memahami kepribadian individu. Tetapi dalam kesehatan mental ini hanya akan dibahas pembagian kepribadian melalui sudut pandang pendekatannya (approach), dimana terdiri dari dua teori pendekatan. Pertama pendekatan tipologi (typologycal approach) dan kedua pendekatan pensifatan (trait approach)
Pendekatan tipologi dapat kita lihat pada pendapat Hipocrates-Galenus dan Heymans sedangkan pendekatan pensifatan pendapat Sigmund Freud, Allport, Maslow dan Rogers.
Pendekatan Tipologi
1. Teori Hipocrates-Galenus.
Sama halnya dengan alam yang tersusun dari 4 unsur yaitu; tanah bersifat kering, air bersifat basah, udara bersifat dingin dan api bersifat panas. Maka manusiapun terdiri dari 4 unsur yaitu:
a. Sifat kering terdapat pada chole/ empedu kuning
b. Sifat basah terdapat pada melanchole/ empedu hitam
c. Sifat dingin terdapat pada phlegma/ lender
d. Sifat panas terdapat pada sanguis/ darah
Apabila keempat cairan di atas jumlahnya normal maka individu tersebut sehat.
Tetapi jika tidak normal maka terjadilah gangguan jiwa atau sakit mentalnya. Lebih jauh tipe-tipe manusia menurut Hipocrates-Galenus tersebut sebagai berikut:
Cairan Tubuh
Yang dominan
Prinsip Tipe Sifat Khas
Chole
(empedu
kuning)
Tegangan 1. Choleris Besar semangat/ hidup,
Keras, mudah marah, daya juang besar, optimis
Melanchole
(empedu hitam)
Penegaran 2. Melancholis Mudah kecewa, suka merenung, daya juang kecil, pesimistis
Phlegma
Plastisitas 3. Phlegmatis Tenang/kalem, tak mudah dipengaruhi, setia, lamban
Sanguis
Ekspansifitas 4. Sanguinis Ramah, mudah ganti haluan.
2. Teori Heymans
Teori ini membagi tiga macam kualitas kejiwaan individu, yaitu: emosionalitas, proses pengiring dan aktivitas. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Emosionalitas
Maksudnya mudah atau tidak perasaan orang terpengaruh oleh kesan-kesan. Tiap-tiap orang mempunyai kecakapan untuk mengahayati suatu perasaan karena pengaruh suatu kesan, namun masing-masing mempunyai tingkat yang berbeda. Menurut dikotomisasi terdiri dari:
a. golongan emosional, mereka yang emosionalitasnya tinggi (+) mempunyai sifat-sifat impulsive, mudah marah, suka tertawa, perhatiannya tidak mendalam, tidak tenggang rasa, tidak praktis, dalam berpendapat tetap, ingin berkuasa, dapat dipercaya dalam soal keuangan.
b. golongan tidak emosional, mereka yang emosionalitasnya rendah (-). Sifat-sifatnya antara lain; berhati dingin, hati-hati dalam menentukan pendapat, bertenggang rasa, praktis, jujur dalam batas-batas hukum, dapat menahan birahi, memberi kebebasan orang lain.
2. Proses Pengiring
Proses pengiring adalah banyak atau tidaknya pengaruh kesan-kesan pada kesadaran setelah kesan-kesan itu tidak ada lagi dalam kesadaran. Proses pengiring ini berbeda tingkatannya pada masing-masing golongan, menurut dikotomisasinya sebagai berikut:
a. golongan proses pengiring kuat (+), yang berfungsi sekunder. Sifat-sifatnya antara lain: tenang, tidak mudah putus asa, suka menolong, bijaksana, ingatannya baik, berfikir bebas, teliti, konsekuen, dalm politik moderat atau konservatif.
b. golongan proses pengiring lemah (-), yang berfungsi primer. Mempunyai sifat-sifat di antaranya: tidak tenang, mudah putus asa, ingatan kurang baik, boros, tak teliti, tidak konsekuen, dalam politik radikal, egoistic.
3. Aktivitas
Maksudnya adalah banyak sedikitnya individu itu menyatakan diri, menjelmakan perasaan dan fikiran dalam tindakan yang spontan. Dikotominya adalah:
a. golongan aktif, yaitu: karena adanya suatu alas an yang lemah/ kecil individu telah berbuat sesuatu (+). Sifat-sifatnya antara lain: senang sibuk, bergerak, periang, mudah mengerti, praktis, kuat menentang penghalang, pandangan luas, loba, lekas damai setelah bertengkar, tenggang rasa.
b. golongan tidak aktif, termasuk mereka, meskipun ada alasan kuat belum mau bertindak (-). Sifat-sifatnya antara lain: lekas mengalah, mudah putus asa, memandang berat segala persoalan, perhatian tidak mendalam, tidak praktis, nafsu birahi sering menggelora, boros, segan membuka hati.
Berdasarkan tiga kategori di atas dan dikotominya maka munculah 8 tipe sifat-sifat individu, yaitu:
1. Orang hebat ditandai dengan : + + +
2. Orang Sentimental ditandai dengan : + + -
3. Choleris ditandai dengan : + - +
4. Nerveus ditandai dengan : + - -
5. Phelegmatis ditandai dengan : - + +
6. Aphatis ditandai dengan : - + -
7. Sanguinis ditandai dengan : - - +
8. Amorph ditandai dengan : - - -
Dengan mengetahui tipe dari sifat-sifat yang dimiliki, maka dapat ditentukan langkah-langkah untuk menjaga keseimbangan kepribadian seseorang.
Pendekatan Pensifatan
1. Teori Sigmund Freud
Sejak pertengahan abad ke-19, objek psikologi adalah kesadaran orang normal dewasa dan beradab. Anggapan freud bahwa kesadaran itu hanya sebagian kecil dari kehidupan psikis . Freud mengumpamakan psikis seperti gunung es yang berada dilautan. Puncak gunung es yang menjulang di atas permukaan laut hanya sebagian kecil saja sedangkan bagian yang lebih besarnya tidak tampak. Hal ini menunjukan bahwa alam bawah sadar lebih besar/ luas dari pada alam sadar. Kepribadian menurut Freud terdiri dari 3 unsur yaitu:
1. Id merupakan aspek biologis
Dorongan alamiah atau original dari keinginan-keinginan manusia yang menuntut untuk segera dipenuhi.
2. Ego merupakan aspek psikologis
Aspek ini muncul karena adanya kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan relita/ dunia nyata. Contoh: bila manusia lapar id membayangkan makanan dan ego akan membedakan antara khayalan dan kenyataan dan akan berusaha mencari objek yang tepat untuk memenuhi keinginan id
3. Super ego merupakan aspek sosiologis
Sebagi wakil dari nilai-nilai tradisional serta cit-cita masyarakat yang diajarkan berupa larangan dan perintah. Berfungsi menentukan benar-salah, susila-tidak susila, pantas-tidak pantas.
Ada tiga fungsi utama super ego:
a. Merintangi keinginan-keinginan dari id, seksual dan agresif yang ditentang oleh masyarakat.
b. Mendorong ego mengejar hal-hal yang moralitas daripada yang realitas.
c. Mengejar kesempurnaan.
2. Teori Allfort
Jika Freud mengamati bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari dorongan alam bawah sadar, maka Allfort mencoba mengamati secara kualitatif perilaku manusia. Sehingga berpendapat bahwa perilaku manusia adalah karena adanya dorongan yang sadar. Secara ideal manusia dewasa memiliki 3 ciri pribadi manusia dewasa yang ideal, yaitu:
1. Extention of Self
Artinya seorang manusia dewasa harus memiliki rencana masa depan dan harapan masa depan, tidak berfikiran sempit.
2. Self Objectification
Terdapat dua komponen pokok di dalam kepribadian individu yaitu, insight dan humor. Insight adalah kecakapan individu untuk mengerti dirinya. Sedangkan humor kecakapan untuk mendapatkan kesenangan.
3. Philosohy of Life
Individu di dalam menikmati hidup harus didasari latar belakang yang memberikan arti dan tujuan dalam hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar